oleh

Pemkab Jepara Ajak TNI-Polri untuk Tingkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan KB

JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara menargetkan 39.496 orang akseptor atau penerima layanan baru keluarga berencana (KB) pada 2021.

Hal ini disampaikan Asisten I Sekda Kabupaten Jepara Dwi Riyanto, saat membacakan sambutan Bupati Jepara dalam kegiatan pencanangan pelayanan KB, di Gedung Shima kompleks kantor Setda setempat, Selasa (5/10/2021). Disampaikan, untuk memenuhi terget tersebut, Pemkab mengajak mitra kerja, yakni TNI/Polri untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB dan reproduksi di Kota Ukir.

“Layanan KB dan kesehatan reproduksi menjadi kunci peningkatan peserta KB baru (PB). Kami akan menarik permintaan masyarakat hingga tercapai target,” kata Dwi Riyanto.

Baca Juga  Progres PLTA Kayan Signifikan

Disampaikan, pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang luar biasa di segala sektor kehidupan, tak terkecuali pada pelayanan KB. Pandemi yang membatasi kegiatan sosial kemasyarakatan mengakibatkan penurunan kepesertaan ber-KB, sehingga memicu peningkatan angka putus pakai kontrasepsi dan juga peningkatan kehamilan tidak diinginkan.

“Program pencanangan pelayanan KB dengan menggandeng TNI/Polri, diharapkan kembali meningkatkan keinginan masyarakat untuk berkontrasepsi,” kata dia.

Ditambahkan, layanan KB dan kesehatan reproduksi ini akan dilayani di berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit. Melalui program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) ini, peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan di Kabupaten Jepara terus ditingkatan.

Baca Juga  Kedaireka dengan Bumdes dan Desa Melakukan Kolaborasi

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara, Inah Nuroniah mengatakan, perkiraan permintaan masyarakat (PPM) ini dibagi tujuh jenis alat kontasepsi KB. Meliputi IUD sebanyak 116 orang peserta baru (PB), Medis Operasi Wanita (MOW) sebanyak 132 orang PB, Medis Operasi Pria (MOP) lima orang PB, implan sebanyak 871 orang PB, suntik sebanyak 21.112 orang PB, pil sebanyak 16.521 orang PB, dan kondom 379 orang PB.

Baca Juga  150 Jakpreneur Ikuti Bimtek Produk Ekonomi Kreatif

”Dari PPM layanan KB sebanyak 39.496 (orang) PB ini, hanya 1.124 (orang) yang diperkirakan minat pada metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” ungkap Inah.

Pada kondisi pandemi ini, lanjutnya, diharapkan pasangan usia subur (PUS), terutama yang terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu banyak anak ini dipastikan menggunakan kontrasepsi. (*/cr1)

Sumber: banten.siberindo.co

News Feed